BAHAN BAKU
PEMBUATAN PAKAN BUATAN
Oleh
:
Kelompok :
III
Anggota :
Fitriani
Miftahul Jannah
Rodiyah
Shella Fresilia
Dosen Pengampu : Khoirun Nisa, S.Pi
JURUSAN BUDIDAYA
PERIKANAN
PROGRAM STUDI
DILUAR DOMISILI POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
AKADEMI
KOMUNITAS NEGERI
BANYUASIN
Kata Pengantar
Puji
syukur kehadirat Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Makalah ini berisi tentang bahan-bahan pembuatan pakan
ikan. bahan –bahan yang dipilih merupakan bahan- bahan yang mengandung gizi
tinggi yang berguna bagio tubuh ikan kebanyakan pakan yang baik bagi
ikan merupakan pakan yang kandungan proteinnya sesuai dengan kebutuhan ikan
akan tetapi kandungan-kandungan yang lain juga diperlukan bagi ikan. seperti karbohidrat,
lemak vitamin dan mineral.
Terima kasih saya ucapkan kepada
pihak pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini, sehingga makalah dapat
terselesaikan dalam batas waktu yang telah di tentukan. Dan semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi setiap yang membacanya, khususnya kepada kami
selaku penyusun. Mohon maaf apabila terdapat kekurangan dalam penyusunan
makalah, Kritik dan saran yang membangun
selalu kami nantikan guna menjadi pembelajaran bagi kami dalam menyusun makalah
makalah lainnya dimasa yang akan datang. semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi pembacanya dan dapat digunakan sebaik-baiknya. serta
menambah ilmu bagi pembaca dan penulis.
Banyuasin, Februari 2015
Penulis
Daftar Isi
Kata
pengantar............................................................................................................... ii
Daftar
Isi........................................................................................................................ iii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang...................................................................................................
B. Rumusan
Masalah...............................................................................................
C. Tujuan.................................................................................................................
BAB
II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pakan................................................................................................
B. Manfaat
dan fungsi pakan..................................................................................
C. Identifikasi
dan pemilihan bahan baku...............................................................
D. Kebutuhan
nutrisi pada ikan...............................................................................
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................................
B. Saran...................................................................................................................
Daftar
Pustaka................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Peluang usaha dalam dunia perikanan
seakan tidak ada habisnya untuk terus digali dan dikembangkan potensinya. Dari
hasil tangkapan ikan yang didapatkan, proses budidaya, termasuk
didalamnya kebutuhan pakan ikan. Tujuan pemberian pakan pada ikan
adalah menyediakan kebutuhan gizi untuk kesehatan yang baik, pertumbuhan dan
hasil panenan yang optimum, produksi limbah yang minimum dengan biaya yang
masuk akal demi keuntungan yang maksimum.
Pakan yang berkualitas kegizian dan
fisik merupakan kunci untuk mencapai tujuan-tujuan produksi dan ekonomis
budidaya ikan. Pengetahuan tentang gizi ikan dan pakan ikan berperan penting di
dalam mendukung pengembangan budidaya ikan (aquaculture) dalam mencapai tujuan
tersebut. Konversi yang efisien dalam memberi makan ikan sangat penting bagi
pembudidaya ikan sebab pakan merupakan komponen yang cukup besar dari total
biaya produksi. Bagi pembudidaya ikan, pengetahuan tentang gizi bahan baku dan
pakan merupakan sesuatu yang sangat kritis sebab pakan menghabiskan biaya 40- 50%
dari biaya produksi. (Herry.S.si,2008)
Bahan – bahan baku yang dipakai dalam
pembuatan pakan buatan berfungsi sebagai sumber protein, energi, mineral dan
vitamin. Faktor utama yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan pakan
adalah kandungan nutrisi bahan, tingkat kecernaan, ketersediaan, kontinuitas
dan harga. Bahan-bahan ini bisa didapatkan dari tumbuhan (nabati) dan hewan
(hewani). Penggunaan bahan baku lokal potensial untuk kepentingan budidaya
tidak hanya berfungsi untuk menekan biaya produksi, tetapi sekaligus menjamin
kontinuitas bahan untuk kepentingan pembuatan pakan.
Pakan terdiri dari dua macam yaitu pakan
alami dan pakan buatan. Di antara kedua jenis pakan tersebut, terdapat
kelebihan dan kekurangannya.Oleh karena sebab itu, peternak perlu memperhatikan
perbedaan kedua jenis pakan tersebut agar dapat menentukan saat yang tepat
untuk menggunakan pakan alami atau pakan buatan. Pakan alami biasanya digunakan
dalam bentuk hidup dan agak sulit untuk mengembangkanya, karena
memperlukan perlakuan khusus sebelum pakan tersebut diberikan kepada ikan.
Sedangkan pakan buatan,dapat diartikan secara umum sebagai pakan yang berasal
dari olahan beberapa bahan pakan yang memenuhi nutrisi yang diperlukan. Pakan
buatan sering dijumpai dalam bentuk pellet (Syahputra, 2005).
B.
Rumusan Masalah
Adapun
tujuan dari makalah bahan baku pembuatan pakan adalah sebagai berikut:
1.
Apa saja bahan
baku yang digunakan dalam pembuatan pakan buatan ?
2.
Bagaimana
kandungan gizi dalam pakan buatan ?
C.
Tujuan
Adapun
tujuan dari pembuatan pakan adalah sebagai berikut:
1.
Agar mahasiswa mengetahui
bahan baku pembuatan pakan buatan.
2.
Agar mahasiswa
mengetahui kandungan gizi bahan baku pakan buatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pakan
Pakan terdiri dari dua macam yaitu pakan alami dan pakan buatan. Pakan
alami adalah pakan yang di konsumsi oleh organisme yang disediakan secara alami
dari alam yang ketersediaanya dpat dibudidayakan oleh manusia. Sedangkan, Pakan
Buatan adalah pakan yang dibuat oleh manusia dengan menggunakan bahan baku
yanng mempunyai kandungan gizi yang baik dan sesuai dengan kebutuhan ikan. Di
antara kedua jenis pakan tersebut, terdapat kelebihan dan kekurangannya.Oleh
karena sebab itu, peternak perlu memperhatikan perbedaan kedua jenis pakan
tersebut agar dapat menentukan saat yang
tepat untuk menggunakan pakan alami atau pakan buatan. Pakan alami biasanya
digunakan dalam bentuk hidup dan agak sulit untuk mengembangkanya, karena
memperlukan perlakuan
khusus sebelum pakan tersebut diberikan kepada ikan. Sedangkan pakan
buatan,dapat diartikan secara umum sebagai pakan yang berasal dari olahan
beberapa bahan pakan yang memenuhi nutrisi yang diperlukan. Pakan buatan sering
dijumpai dalam bentuk pellet (Syahputra, 2005).
Nutrisi (nutrion) adalah kandungan gizi yang dikandung pakan yang diberikan
pada ikan budidaya. Apabila pakan yang diberikan pada ikan peliharaan mempunyai
kandungan nutrisi yang cukup
tinggi maka hal ini
tidak saja menjamin
hidup dan aktivitas ikan tetapi juga mempercepat pertumbuhanya. Oleh karena
itu, pakan yang diberikan pada ikan budidaya selama dipelihara, tidak hanya sekedar cukup dan tepat waktu,
tetapi juga pakan tersebut harus memiliki kandungan nutrisi atau gizi yang
tinggi. Bila ikan budidaya mengkonsumsi pakan yang kandungan nutrisinya
rendah maka pertumbuhanya terhambat bahkan ikan timbul gejala-gejala tertentu
yang disebut kekurangan gizi (Malnutrition) (Kordi dan Ghufron, 2010).
Pakan
merupakan unsur terpenting bagi kehidupan semua makluk hidup termasuk juga
dengan ikan yang menggunakan pakan sebgai zat untuk dalam proses metabolisme.
sama halnya dengan makluk lainnya. Komposisi pakan ikan sama yaitu memerlukan
kandungan berupa protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral.pemilihan
bahan baku pakan buatan harus memenuhi sarat sebagai berikut: Mempunayai nilai
gizi yang tinggi Mudah dicerna oleh ikan Harganya relatif lebih
murah Mudah diperoleh. Tidak mengandung racun atau zat anti nutrisi. Bukan
bahan pokok manusia sehingga tidak merupakan saingan bagi kebutuhan manusia itu
sendiri. (Afrianto,E. 2005)
B.
Manfaat dan Fungsi Pakan Buatan
Bagi semua makhluk hidup,
pakan mempunyai manfaat yang sangat penting sebagai sumber energi untuk
pemeliharaan tubuh, pertumbuhan dan perkembangbiakan. Selain itu, pakan juga dapat digunakan, misalnya
untuk menghasilkan warna dan rasa tertentu. Ikan memenuhi kebutuhan
engerginya dari pakan buatan. Namun, bukan hanya itu, ada beberapa fungsi pakan
bagi pertumbuhan dan perkembangan ikan antara lain:
1. Fungsi Pakan
Pada Ikan Sebagai Pengobatan
Pada dasarnya, ikan yang memperoleh kecukupan pakan
dengan kualitas dan kuantitas yang memadai akan tumbuh dengan baik dan tidak
mudah terserang penyakit. Pakan akan membantu terciptanya sistem ketahanan
tubuh pada ikan. Sistem ketahanan tubuh tersebut akan menciptakan imunitas atau
kekebalan terhadap serangan penyakit, dan sangat dipengaruhi oleh sistem
hormonal. Sementara mekanisme sistem hormonal sangat dipengaruhi oleh kualitas
pakan yang dikonsumsi. Dengan demikian, apabila pakan yang dikonsumsi
berkualitas baik, maka sistem hormonal juga akan berjalan dengan baik dan
dengan sendirinya akan terbentuk sistem ketahanan tubuh yang baik pula.
2. Fungsi Pakan
Pada Ikan Sebagai Pembentuk Warna Tubuh
Salah satu fungsi pakan bagi ikan adalah sebagai
pembentuk warna tubuh atau pigmen. Biasanya fungsi pakan tersebut terkandung
dalam pakan buatan dan dimanfaatkan dalam budidaya ikan hias. Pakan buatan yang
digunakan untuk membentuk warna tubuh pada ikan tidak beda jauh dengan pakan
buatan lainnya, hanya ditambah dengan pigmen.
Pakan buatan yang diperkaya dengan pigmen mudah
dibedakan karena memiliki warna yang khas, biasanya berwarna hijau atau merah.
Selain itu, keterangan yang menyebutkan adanya tambahan pigmen biasanya juga
tertera pada kemasan. Ikan yang diberi pakan dengan kandungan pigmen yang
proporsional akan memiliki warna tubuh yang lebih cemerlang dan tajam.
3. Fungsi Pakan
Pada Ikan Untuk Mempercepat Reproduksi
Fungsi lain dari pakan buatan adalah untuk membantu
mempercepat proses pematangan gonad sehingga proses reproduksi bisa dipercepat.
Pakan yang baik akan menunjang kerja organ tubuh sehingga dapat bekerja lebih
baik, termasuk sistem hormon dan endokrin. Sistem endokrin sangat membantu
proses reproduksi, yaitu dengan cara mengatur pengangkutan hormon reproduksi
menuju organ reproduksi.
4. Fungsi Pakan
Pada Ikan Untuk Perbaikan Metabolisme Lemak
Ikan lebih mudah mencerna protein untuk memenuhi
kebutuhan energinya daripada mencerna lemak atau karbohidrat. Kondisi ini
kurang menguntungkan, mengingat sebaiknya protein diperuntukkan bagi
pertumbuhan, sedangkan energi diperoleh dari lemak dan karbohidrat.
C.
Identifikasi & pemilihan bahan
baku buatan
Dalam membuat pakan buatan untuk ikan,
hal pertama yang harus dipertimbangkan, adalah persyaratan bahan baku untuk
pakan, yaitu :
1.
Bahan baku pakan
tidak boleh bersaing dengan bahan makanan manusia. Bila manusia banyak
membutuhkannya, bahan baku ini tidak boleh diberikan kepada ikan.
2.
Bahan baku ini
harus tersedia dalam waktu lama, atau ketersediaannya harus kontinyu. Bahan
baku yang pada suatu saat ada dan kemudian lenyap, harus dihindari. Padi yang
diproduksi secara massal dan nasional, tentu menyebabkan ketersediaan dedak dan
bekatul untuk ternak juga melimpah ruah. Sebaliknya untuk bahan baku yang
diproduksi secara terbatas, juga akan menghasilkan bahan secara terbatas pula.
3.
Harga bahan
baku; walaupun bisa digunakan, tapi bila harganya mahal maka penggunaan bahan
atau peran bahan baku itu sebagai bahan baku sudah tersisihkan. Sebenarnya
murah atau mahalnya bahan baku itu harus dinilai dari manfaat bahan itu, yang
merupakan cermin dari kualitas bahan tersebut. Tepung ikan, misalnya harganya
memang mahal, tetapi bila dibandingkan dengan kandungan
proteinnya yang tinggi dan kelengkapan asam aminonya, maka
penggunaan tepung ikan menjadi murah.
memang mahal, tetapi bila dibandingkan dengan kandungan
proteinnya yang tinggi dan kelengkapan asam aminonya, maka
penggunaan tepung ikan menjadi murah.
4.
Kualitas gizi
bahan baku, menjadi persyaratan penting lainnya.
Walaupun harganya murah, banyak terdapat di Indonesia, dan
ketersediaannya kontinyu, tetapi bila kandungan gizinya buruk, tentu
bahan baku ini tidak dapat digunakan.
Walaupun harganya murah, banyak terdapat di Indonesia, dan
ketersediaannya kontinyu, tetapi bila kandungan gizinya buruk, tentu
bahan baku ini tidak dapat digunakan.
Khusus untuk ikan, pakan buatan yang diberikan dapat
dikatagorikan
menjadi :
menjadi :
1.
Pakan alami,
merupakan kelompok pakan yang berasal dari hewan
yang berukuran renik sampai ukuran beberapa centimeter yang di
kultur atau dikumpulkan dari alam; contohnya adalah Artemia,
Daphnis dan Cacing Sutra. Pakan alami ini dapat juga berasal dari
tumbuhan, misalnya fitoplankton dan daun talas.
yang berukuran renik sampai ukuran beberapa centimeter yang di
kultur atau dikumpulkan dari alam; contohnya adalah Artemia,
Daphnis dan Cacing Sutra. Pakan alami ini dapat juga berasal dari
tumbuhan, misalnya fitoplankton dan daun talas.
2.
Pakan lembek,
merupakan cincangan ikan-ikan rucah dan cumi-cumi
yang langsung diberikan kepada ikan. Daya tahan pakan lembek ini
2 – 3 hari dalam lemari pendingin.
yang langsung diberikan kepada ikan. Daya tahan pakan lembek ini
2 – 3 hari dalam lemari pendingin.
3.
Pakan kering
lengkap, merupakan pakan berbentuk pelet, “flake” dan
“crumble” dengan kadar air rendah sehingga daya tahannya bisa 3 –
4 bulan dan kandungan gizinya cukup lengkap karena dibuat sesuai
dengan kebutuhan. Jenis pakan inilah yang akan dikupas lebih
mendalam.
“crumble” dengan kadar air rendah sehingga daya tahannya bisa 3 –
4 bulan dan kandungan gizinya cukup lengkap karena dibuat sesuai
dengan kebutuhan. Jenis pakan inilah yang akan dikupas lebih
mendalam.
Bahan baku pembuatan pakan ikan dibagi menjadi 2
kelompok, yaitu bahan baku nabati dan bahan baku hewani. Banyak sekali bahan
baku nabati yang dapat diberikan kepada unggas, bahan baku nabati inilah, yang
menyebabkan harga pakan menjadi dapat ditekan.
Dari sekian banyak bahan baku nabati, 70 – 75% merupakan biji-bijian dan hasil olahannya, 15 – 25% limbah industri makanan, dan sisanya hijauan sebagaimana layaknya bahan pakan yang berasal dari biji-bijian, bahan pakan nabati ini sebagian besar merupakan sumber energi yang baik, tetapi karena asalnya dari tumbuhan, kadar serat kasarnya tinggi. Sebagai sumber vitamin, beberapa bahan berbentuk bijian atau lahannya tidaklah mengecewakan.
Dari sekian banyak bahan baku nabati, 70 – 75% merupakan biji-bijian dan hasil olahannya, 15 – 25% limbah industri makanan, dan sisanya hijauan sebagaimana layaknya bahan pakan yang berasal dari biji-bijian, bahan pakan nabati ini sebagian besar merupakan sumber energi yang baik, tetapi karena asalnya dari tumbuhan, kadar serat kasarnya tinggi. Sebagai sumber vitamin, beberapa bahan berbentuk bijian atau lahannya tidaklah mengecewakan.
Bahan baku Hewani
1.
Tepung Ikan
Bahan baku tepung ikan adalah jenis ikan rucah (tidak
bernilai ekonomis) yang berkadar lemak rendah dan sisa-sisa hasil
pengolahan. Ikan difermentasikan menjadi bekasem untuk meningkatkan bau khas
yang dapat merangsang nafsu makan ikan. Lama penyimpanan <11-12 bulan,
bila lebih dapat ditumbuhi jamur atau bakteri, serta dapat menurunkan kandungan
lisin yang merupakan asam amino essensial yang paling essensial sampai
8%. Kandungan gizi: protein = 22,65%; lemak = 15,38%; Abu = 26,65%; Serat
= 1,80%; Air = 10,72%; Nilai ubah = 1,5-3.
Cara pembuatannya:
Cara pembuatannya:
1.
Ikan direbus
sampai masak, diwadahi karung, lalu diperas.
2.
Air perasan
ditampung untuk dibuat petis / diambil minyaknya.
3.
Ampasnya
dikeringkan dan digiling menjadi tepung.
2.
Tepung rebon
dan Benawa
Rebon adalah sejenis udang kecil
yang merupakan bahan baku pembuatan terasi. Benawa adalah anak kepiting
laut. Rebon dan Benawa muncul pada awal musim hujan di sekitar muara
sungai, mengerumuni benda yang terapung.
Cara pembuatan:
Cara pembuatan:
1.
Bahan
direbus sampai masak, diwadahi karung, lalu diperas;
2.
Ampasnya
dikeringkan dan digiling menjadi tepung.
Kandungan gizi: Protein: Udang rebon
= 59,4% (udang rebon), 23,38% (Benawa); Lemak = 3,6% (Udang rebon), 25,33%
(Benawa); Karbohidrat 3,2% ( udang rebon), 0,06% (Benawa); Abu = 11,41%
(Benawa); Serat = 11,82% (Benawa); Air = 21,6% (Udang rebon); 5,43% Benawa,
Nilai ubah: Benawa = 4-6
3.
Tepung
Kepala Udang
Bahan yang digunakan adalah kepala
udang, limbah pada proses pengolahan udang untuk ekspor. Konten gizinya: Protein = 53,74%; Lemak =
6,65%; Karbohidrat = 0%; Abu = 7,72%; Serat kasar = 14,61%; Air = 17,28%.
Cara pembuatannya:
1.
Bahan
direbus, dijemur sampai kering dan digiling;
2.
Tepung
diayak untuk membuang bagian-bagian yang kasar dan banyak mengandung kitin.
4.
Tepung Anak
Ayam
Bahan: anak ayam jantan dari
perusahaan pembibitan ayam petelur. Konten gizinya: Protein = 61,65%, Lemak =
27,30%, Abu = 2,34%, Air = 8,80%, Nilai ubah = 5-8. Juga mengandung
hormon, enzim, vitamin, dan mineral yang dapat merangsang nafsu makan dan
pertumbuhan.
Cara pembuatan:
§
Anak-anak
ayam dimatikan secara masal, bulu-bulunya dibakar dengan lampu
semprot. Kemudian direbus sampai kaku (setengah masak).
§
Diangin-anginkan
sampai kering dan digiling beberapa kali sampai halus. Hasil gilingan yang
masih basah disebut pastadan dapat langsung digunakan.
§
Pasta dapat
dikeringkan dan digiling menjadi tepung.
5.
Tepung
Kepompong Ulat Sutra
Bahan kepompong ulat sutra yang
merupakan limbah industri pemintalan benang sutra alam. Kepompong
ulat sutra adalah limbah dari pembuatan sutra. Karena dalam proses
pemintaian tersebut kepompongnya direndam dengan air panas, maka kepompongnya
sudah dalam keadaan mati. Kepompong yang sudah mati dijemur lalu digiling
menjadi tepung.Konten
gizinya: Protein = 46,74%, Lemak = 29,75%, Abu = 4,86%, Serat = 8,89%, Air =
9,76%, Nilai ubah = 1,8.
6.
Ampas Minyak
Hati Ikan
Minyak
ikan merupakan hasil pengolahan dari hati ikan, antara lain ikan cucut, ikan
pari, ikan tuna dan lain-lain Bahan: ampas hati ikan yang telah diperas minyaknya. Konten gizinya:
Protein = 25,08%, lemak = 56,75%, Abu = 6,60%, Air = 12,06%, Nilai ubah = 8.
Cara pembuatannya: digunakan sebagai pasta, karena
kandungan lemaknya tinggi, sehingga sulit dikeringkan.Digiling halus sampai
bentuknya seperti pellet.
7. Tepung
Darah
Salah
satu limbah dari rumah pemotongan ternak adalah darah. Darah segar yang
sudah beku tapi masih mentah itu mula-mula dimasak baru dikeringkan dan
digiling menjadi tepung.
Walaupun
kandungan proteinnya cukup tinggi, tapi proteinnya termasuk dalam jenis
yang sukar dicerna. Oleh karena itu jumlah penggunaannya dalam
ramuan makanan perlu dibatasi. Untuk ikan sebaiknya tidak lebih dari 3%
sedangkan untuk udang dapat mencapai 15%.
Bahan: darah, limbah dari rumah
pemotongan ternak. Konten gizinya: Protein = 71,45%, Lemak = 0,42%, Karbohidrat
= 13,12%, Abu = 5,45%, Serat = 7,95%, Air = 5,19. Proteinnya sulit
dicerna, sehingga penggunaannya untuk ikan <3% dan untuk udang <5%.
Cara pembuatanny: darah beku yang masih mentah dimasak
dan dikeringkan, kemudian digiling menjadi tepung.
8.
Silase Ikan
Silase
adalah hasil olahan cair dari bahan baku asal ikan atau limbahnya. Proses
pengolahannya dilakukan dengan memanfaatkan enzim-enzim yang terdapat dalam tubuh
ikan itu sendiri. Untuk membantu mempercepat prosesnya serta untuk
mencegah tumbuhnya bakteri dan cendawan , maka perlu ditambah asam, yaitu asam
formiat dan asam propionate.
Bahan cair yang bersifat asam itu dapat dicampur dengan dedak, tepung ketela
pohon atau tepung jagung. Setelah dicampur kemudian dikeringkan dan
selanjutnya digunakan utnuk campuran dalam ramuan makanan.
Bahan: ikan rucah dan limbah
pengolahan. Konten gizinya: Protein = 18-20%, Lemak = 1-2%, Abu = 4-6%, Air =
70 - 75%, Kapur = 1-3%, Fosfor = 0,3-0,9%.
Cara pembuatan:
1.
Bahan
dicuci, dicincang kecil-kecil, kemudian digiling. Hasil gilingan direndam
dalam larutan asam formiat 3% 24 jan, kemudian diperas.
2.
Air perasan
ditampung dan lapisan minyak yang mengapung di lapisan atas disingkirkan.
3.
Cairan yang
bebas minyak dicampur dengan ampas dan ditambah asam propionat 1%, untuk
mencegah tumbuhnya bakteri / jamur dan menambah daya awet ± 3 bulan dengan pH ±
4,5.
4.
Bahan
diperam selama 4 hari dan diaduk 3 - 4 kali sehari.
5.
Bahan cair
yang bersifat asam dapat dicampur dengan dedak, ketela pohon / tepung jagung
dengan perbandingan 1:1, dikeringkan dan digunakan untuk campuran dalam ramuan
makanan.
9.
Arang Bulu Ayam
dan Tepung Tulang
Arang
bulu anak ayam yang dihasilkan pada proses pembakaran bulu sebelum anak ayam
itu digiling tidak dibuang, tetapi dikumpulkan. Nantinya dapat
dimanfaatkan juga sebagai bahan campuran ramuan sebagai sumber mineral. Jumlah
penggunaannya hanya sedikit, tetapi untuk udang diperlukan mineral yang lebih
banyak daripada ikan.
Tepung tulang, seperti halnya arang bulu, juga merupakan sumber mineral.
Bahan baku untuk membuatnya dapat berasal ari tulang sapi, kerbau,
kambing, dan hewan-hewan ternak lainnya.
·
Bahan: arang
bulu ayam, tulang ternak.
·
Cara
pembuatan: Tulang dipotong sepanjang 5-10 cm, direbus selama 2-4 jam dengan
suhu 100 ° C, kemudian dihancurkan hingga menjadi serpihan-serpihan sepanjang
1-3 cm.Serpihan tulang direndam dalam air kapur 10% selama 4-5 minggu dan
dicuci dengan air tawar. Pemisahan selatin dengan jalan pemanasan 3 tahap,
yaitu pada suhu 60 ° C selama 4 jam, suhu 70 ° C selama 4 jam, dan 100 ° C
selama 5 jam. Pemrosesan selatin. Tulang dikeringkan pada suhu 100 °
C, sampai tingkat airnya tinggal 5% dan digiling hingga menjadi
tepung. Pembenahan dan penyimpanan.
·
Konten
gizinya: Protein = 25,54%, Lemak = 3,80%, Abu = 61,60%, Serat = 1,80%, Air =
5,52%.
10. Tepung bekicot
Daging bekicot
(siput darat) dapat dijadikan tepung untuk campuran makanan ikan.
·
Bahan:
daging bekicot mentah dan daging bekicot rebus.
·
Cara
pembuatan: Daging bekicot dikeringkan lalu digiling. Untuk campuran
makanan sebesar 5-15%.
·
Kandungan
gizi: Protein = 54,29%, Lemak = 4,18%, Karbohidrat = 30,45%, Abu = 4,07%, Kapur
= 8,3%, Fosfor = 20,3%, Air = 7,01 .
11. Tepung Cacing Tanah
Cacing
tanah dapat diternakkan secara missal. Hasil panennya dapat dikeringkan
dan kemudian digiling menjadi tepung dan gizinya dapat menggantikan tepung ikan.
Kandungan protein yang tinggi dengan asam-asam amino essensial yang
lengkap. Selain itu cacing tanah juga mudah dicerna, sehingga mudah
diserap oleh dinding usus pemakannya. Jumlah penggunaannya dalam ramuan
dapat berkisar antara 10 – 25%, tergantung pada jenis ikan yang kita beri
makan.
·
Dapat
menggantikan tepung ikan, dapat diternak secara masal.Jumlah penggunaan dalam
ramuan 10-25%.
·
Cara
pembuatan: Cacing dikeringkan lalu digiling.
·
Konten
proteinnya 72% dan mudah diserap dinding usus.
12. Tepung Artemia
Tepung
artemia dalam ransom makanan ikan dapat menggantikan tepung ikan dan tepung
kepala udang. Daya cernanya cukup tinggi, karena kulitnya sangat tipis
(kurang dari 1 mikron). Kandungan proteinnya tinggi dengan kandungan
lemak yang kaya akan asam-asam lemak essensial..
·
Kandungan
protein (asam amino essensial) untuk burayak 42% dan dewasa 60%, sedangkan asam
lemak tak jenuh untuk burayak 20% dan dewasa 10%. Daya cernanya tinggi.
13. Telur Ayam dan Itik
Telur
ayam dan itik sering digunakan sebagai bahan baku pembuatan makanan untuk
burayak ikan dan udang yang biasanya diberikan dalam bentuk segar atau setelah
direbus.
·
Bahan: telur
mentah atau telur rbus.
·
Penggunaan:
Telur mentah langsung dikopyok dan dicampur dengan bahan lain. Telur
rebus, diambil kuningnya, dihaluskan dan dilarutkan sampai membentuk emulsi
atau suspensi.
·
Konten
gizinya: Protein = 12,8%, Lemak = 11,5%, Karbohidrat = 0,7%, Air = 74%.
Bahan Nabati
1.
Dedak Halus
Dedak merupakan limbah proses
pengolahan gabah, dan tidak dikonsumsi manusia, sehingga tidak bersaing dalam
penggunaannya. Dedak mengandung bagian luar beras yang tidak terbawa, tetapi
tercampur pula dengan bagian penutup beras itu. Hal ini mempengaruhi
tinggi-rendahnya kandungan serat kasar dedak. Dedak yang
paling baik adalah dedak halus yang didapat dari proses penyosohan beras,
dengan kandungan gizi: Protein = 11,35%, Lemak = 12,15%, Karbohidrat = 28,62%,
Abu = 10,5%, serat kasar = 24 , 46%, Air = 10,15%, Nilai ubah = 8.
2.
Dedak gandum
Dedak
gandum adalah hasil samping dari perusahaan pengolahan tepung terigu. Ada
dua macam dedak gandum, yaitu yang disebut “sheat pollard” dan “wheat
bran”. Yang biasa digunakan untuk bahan baku pakan ialah “wheat pollard”
yaitu dedak dari kulit ari gandum.
Dilihat dari mutunya, dedak gandum lebih baik dari dedak padi karena kandungan
kandungan lemak yang rebih rendah dan protein serta vitamin yang lebih
tinggi. Dedak gandum dari perusahaan pengolahan tepung terigu di
Indonesia mutunya cukup baik, karena gandumnya didatangkan dari Amerika
Serikat, Kanada, dan Australia yang merupakan penghasil gandum terbaik dunia.
Bahan: hasil samping perusahaan
tepung terigu. Tepung yang paling baik untuk pakan ikan adalah "wheat
Pollard" dengan kandungan gizi: Protein = 11,99%, Lemak = 1,48%, Karbohidrat
= 64,75%, Abu = 0,64%, serat kasar = 3,75 %, Air = 17,35%, Nilai ubah = 2-3.
3.
Jagung
Selain jagung kuning, masih ada 2
warna lagi, pada jagung (Zea mays), yaitu jagung putih dan jagung merah.
Diantara ketiga warna itu, jagung merah dan jagung putih jarang terlihat di
Indonesia. Jagung kuning merupakan bahan baku ternah dan ikan yang populer
digunakan di Indonesia dan di beberapa negara. Jagung kuning digunakan sebagai
bahan baku penghasil energi, tetapi bukan sebagai bahan sumber protein, karena kadar
protein yang rendah (8,9%), bahkan defisien terhadap asam amino penting,
terutama lysin dan triptofan.
Kandungan nutrisi jagung :
Kandungan nutrisi jagung :
·
Bahan kering : 75 – 90 %
·
Serat kasar : 2,0 %
·
Protein kasar : 8,9 %
·
Lemak kasar : 3,5 %
·
Energi gross : 3918 Kkal/kg
·
Niacin : 26,3 mg/kg
·
TDN : 82 %
·
Calcium : 0,02 %
·
Fosfor : 3000 IU/kg
·
Asam Pantotenat : 3,9 mg/kg
·
Riboflavin : 1,3 mg/kg
·
Tiamin : 3,6 mg/kg
Sebagai sumber energi yang rendah serat kasarnya,
sumber Xantophyll, dan asam lemak yang baik, jagung kuning tidak diragukan
lagi. Asam linoleat jagung kuning sebesar 1,6%, tertinggi diantara kelompok
biji-bijian.
4.
Cantel /
Sorgum
Dinding merah, putih, kecoklatan. Warna putih lebih banyak digunakan. Memiliki zat tanin yang dapat menghambat pertumbuhan, sehingga harus ditambah metionin / penyosohan yang lebih baik. Kandungan gizi: Protein = 13,0%, Lemak = 2,05%, Karbohidrat = 47,85%, Abu = 12,6%, serat kasar = 13,5%, Air = 10,64%, Nilai ubah2
Dinding merah, putih, kecoklatan. Warna putih lebih banyak digunakan. Memiliki zat tanin yang dapat menghambat pertumbuhan, sehingga harus ditambah metionin / penyosohan yang lebih baik. Kandungan gizi: Protein = 13,0%, Lemak = 2,05%, Karbohidrat = 47,85%, Abu = 12,6%, serat kasar = 13,5%, Air = 10,64%, Nilai ubah2
5.
Tepung
Terigu
Berasal dari biji gandum, berfungsi sebagai bahan perekat dengan kandungan gizi: Protein = 8,9%; Lemak = 1,3%; Karbohidrat = 77,3%; Abu = 0,06%; Air = 13,25%.
Berasal dari biji gandum, berfungsi sebagai bahan perekat dengan kandungan gizi: Protein = 8,9%; Lemak = 1,3%; Karbohidrat = 77,3%; Abu = 0,06%; Air = 13,25%.
6.
Tepung
Kedelai
Keuntungan: mengandung lisin asam amino essensial yang paling esensial dan aroma makanan lebih sedap, penggunaan ± 10%. Kekurangan: mengandung zat yang dapat menghambat enzim tripsin, dapat dikendalikan dengan cara memasak. Kandungan gizi: Protein: 39,6%, Lemak = 14,3%, Karbohidrat = 29,5%, Abu = 5,4%, Serat = 2,8%, Air = 8,4%, Nilai ubah = 3 - 5.
Keuntungan: mengandung lisin asam amino essensial yang paling esensial dan aroma makanan lebih sedap, penggunaan ± 10%. Kekurangan: mengandung zat yang dapat menghambat enzim tripsin, dapat dikendalikan dengan cara memasak. Kandungan gizi: Protein: 39,6%, Lemak = 14,3%, Karbohidrat = 29,5%, Abu = 5,4%, Serat = 2,8%, Air = 8,4%, Nilai ubah = 3 - 5.
7.
Tepung Ampas
Tahu
Isi gizinya: Protein = 23,55%, Lemak = 5,54%, Karbohidrat = 26,92%, Abu = 17,03%, serat kasar = 16,53%, Air = 10,43%.
Isi gizinya: Protein = 23,55%, Lemak = 5,54%, Karbohidrat = 26,92%, Abu = 17,03%, serat kasar = 16,53%, Air = 10,43%.
8.
Tepung
Bungkil Kacang Tanah
Bungkil kacang tanah adalah ampas pembuatan minyak kacang. Kelemahannya: dapat menyebabkan penyakit kurang vitamin, dengan gejala sirip tidak normal dan dapat dicegah dengan membatasi penggunaannya. Kandungan gizi: Protein = 47,9%, Lemak = 10,9%, Karbohidrat = 25,0%, Abu = 4,8%, serat kasar = 3,6%, Air = 7,8%, Nilai ubah = 2 ,7-4.
Bungkil kacang tanah adalah ampas pembuatan minyak kacang. Kelemahannya: dapat menyebabkan penyakit kurang vitamin, dengan gejala sirip tidak normal dan dapat dicegah dengan membatasi penggunaannya. Kandungan gizi: Protein = 47,9%, Lemak = 10,9%, Karbohidrat = 25,0%, Abu = 4,8%, serat kasar = 3,6%, Air = 7,8%, Nilai ubah = 2 ,7-4.
9.
Bungkil
Kelapa
Bungkil kelapa adalah ampas dari proses pembuatan minyak kelapa. Sebagai bahan ramuan dapat dipakai sampai 20%. Kandungan gizi: Protein = 17,09%, Lemak = 9,44%, Karbohidrat = 23,77%, Abu = 5,92%, serat kasar = 30,4%, Air = 13,35%.
Bungkil kelapa adalah ampas dari proses pembuatan minyak kelapa. Sebagai bahan ramuan dapat dipakai sampai 20%. Kandungan gizi: Protein = 17,09%, Lemak = 9,44%, Karbohidrat = 23,77%, Abu = 5,92%, serat kasar = 30,4%, Air = 13,35%.
10. Biji Kapuk / Randu
Bahan: bungkil kapuk yang telah diambil minyaknya. Kelemahannya: Mengandung zat siklo-propenoid yang bersifat racun bius. Penggunaannya <5%. Konten gizinya: Protein = 27,4%, Lemak = 5,6%, Karbohidrat = 18,6%, Abu = 7,3%, Serat kasa = 25,3%, Air = 6,1%.
Bahan: bungkil kapuk yang telah diambil minyaknya. Kelemahannya: Mengandung zat siklo-propenoid yang bersifat racun bius. Penggunaannya <5%. Konten gizinya: Protein = 27,4%, Lemak = 5,6%, Karbohidrat = 18,6%, Abu = 7,3%, Serat kasa = 25,3%, Air = 6,1%.
11. Biji Kapas
Bahan: bungkil dari pembuatan minyak. Kelemahannya: mengandung zat gosipol yang bersifat sebagai racun, yaitu merusak hati dan perdarahan / pembengkakan jaringan tubuh. Untuk penggunaannya harus dimasak dulu. Kandungan gizi: Protein = 19,4%, Lemak = 19,5%, Asam lemak linoleat = 47,8%, Asam lemak palmitat = 23,4%, Asam lemak oleat = 22,9%.
Bahan: bungkil dari pembuatan minyak. Kelemahannya: mengandung zat gosipol yang bersifat sebagai racun, yaitu merusak hati dan perdarahan / pembengkakan jaringan tubuh. Untuk penggunaannya harus dimasak dulu. Kandungan gizi: Protein = 19,4%, Lemak = 19,5%, Asam lemak linoleat = 47,8%, Asam lemak palmitat = 23,4%, Asam lemak oleat = 22,9%.
12. Tepung Daun Turi
Kelemahannya: mengandung senyawa beracun: asam biru (HCN), lusein, dan alkoloid-alkoloid lainnya. Konten gizinya: Protein = 27,54%, Lemak = 4,73%, Karbohidrat = 21,30%, Abu = 20,45%, serat kasar = 14,01%, Air = 11,97%.
Kelemahannya: mengandung senyawa beracun: asam biru (HCN), lusein, dan alkoloid-alkoloid lainnya. Konten gizinya: Protein = 27,54%, Lemak = 4,73%, Karbohidrat = 21,30%, Abu = 20,45%, serat kasar = 14,01%, Air = 11,97%.
13. Tepung Daun Lamtoro
Kelemahannya: mengandung mimosin, dalam pemakaiannya <5% saja. Konten gizinya: Protein = 36,82%, Lemak = 5,4%, Karbohidrat = 16,08%, Abu = 1,31%, serat kasar = 18,14%, Air = 8,8%.
Kelemahannya: mengandung mimosin, dalam pemakaiannya <5% saja. Konten gizinya: Protein = 36,82%, Lemak = 5,4%, Karbohidrat = 16,08%, Abu = 1,31%, serat kasar = 18,14%, Air = 8,8%.
14. Tepung Daun Ketela Pohon
Kelemahannya: racun HCN / asam biru. Kandungan gizi: Protein = 34,21%, Lemak = 4,6%, Karbohidrat = 14,69%, Air = 0,12.
Kelemahannya: racun HCN / asam biru. Kandungan gizi: Protein = 34,21%, Lemak = 4,6%, Karbohidrat = 14,69%, Air = 0,12.
15. Isi Perut Besar Hewan memamah biak
Bahan: dari rumah pemotongan ternak. Cara pembuatan: dikeringkan, digiling sampai menjadi tepung. Konten gizinya: Protein = 8,39%, Lemak = 5,54%, Karbohidrat = 33,51%, Abu = 17,32%, serat kasar = 20,34%, Air = 14,9%, Nilai ubah = 2 .
Bahan: dari rumah pemotongan ternak. Cara pembuatan: dikeringkan, digiling sampai menjadi tepung. Konten gizinya: Protein = 8,39%, Lemak = 5,54%, Karbohidrat = 33,51%, Abu = 17,32%, serat kasar = 20,34%, Air = 14,9%, Nilai ubah = 2 .
Bahan Tambahan
1.
Vitamin dan mineral
Vitamin
yang biasa sering digunakan adalah vitamin dalam bentuk premix misalnya
aquamix, Rajamix U, Pfizer Premix A, Pfizer Premix B, Top mix, Rhodiamix 273
dan lain-lain. Selain mengandung vitamin, promix-premix tersebut juga
mengandung mineral, asam amino essensial bahkan antioksidan.
Bahan
tambahan yang merupakan premix mineral antara lain adalah mineral-mineral
B12. Mineral yang dikandungnya adalah tepung tulang, kalsium karbonat,
besi, sulfat, mangan sulfat, kalium yodida, tembaga sulfat dan seng
oksida. Selain itu juga mengandung vitamin B12 (sianokolobalamin).
Penggunaan premix vitamin dan mineral dalam ramuan pakan ikan cukup 1 – 2%
saja, tetapi untuk pakan udang, jumlahnya dapat sekitar 10 – 15%, hal itu
disebabkan udang sering moulting yang membutuhkan banyak mineral.
2.
Garam dapur
Garam dapur
(NaCl) seringkali digunakan sebagai bahan tambahan ramuan pakan dengan jumlah
sekitar 2%. Selain berfungsi sebagai bahan penyedap, garam dapur juga
dapat untuk mencegah terjadinya proses pencucian zat-zat lainnya yang terdapat
dalam ramuakan pakan ikan pada waktu tenggelam dalam air. Penggunaannya cukup 2%.
3. Bahan
perekat
Beberapa
bahan yang berfungsi sebagai perekat antara lain adalah agar-agar, tepung
kanji, tepung terigu, tepung sagu dan lain-lain. Bahan perekat itu akan
menjadi lebih penting untuk pakan udang, sebab pakan udang harus mempunyai
ketahanan yang tinggi untuk tidak cepat hancur dalam air. Walaupun agar-agar
merupakan bahan perekat yang cukup baik, namun yang lebih banyak digunakan
adalah tepung kanji yang apabila dilarutkan dalam air panas akan menghasilkan
larutan kental yang lekat. Jumlah penggunaan bahan perekat ini dapat
mencapai 10%.
4. Antioksidan
Antioksidan adalah zat antitengik. Apabila pakan disimpan dalam waktu
yang cukup lama, akan berbau tengik terlebih bila berkada lemak tinggi.
Hal tersebut disebabkan terjadinya proses oksidasi lemak. Pakan yang
berbau tengik tersebut mutunya akan rusak dan ikan pun tidak suka memakannya.
Untuk mengatasi proses oksidasi tersebut, dapat ditambahkan bahan antioksidan
antara lain: fenol, vitamin E, vitamin C, etoksikuin (1,2 dihydro-6-etoxy-
2,2,4 trimethyl-quinoline), BHT (Butylated hydroxytuluene), dan BHA (Butylated
hydroxyanisole).
5. Ragi
dan ampas bir
Ragi adalah sejenis cendawan yang dapat
mengubah karbohidrat menjadi alcohol dan CO2 . Ada beberapa jenis ragi yaitu :
ragi tape, ragi roti dan ragi bir yang secara umum mengandung zat gizi sebagai
berikut : Protein, 59,2%, karbohidrat 38,93%, Abu 4,95% dan air 6,12%. Selain
itu ragi juga mengandung vitamin terutama vitamin B.
Dedak
apabila diperam dengan ragi tape akan meningkat kadar proteinnya walaupun kadar
karbohidratnya turun. Selain penggunaan ragi untuk meragikan bekatul (dedak),
ampas bir (yang juga mengandung ragi) dapat digunakan sebagai bahan tambahan
dalam pembuatan pakan. Ampas bir yang merupakan limbah dari pabrik bir
itu, ternyata banyak mengandung protein (25,9%) dan juga kaya vitamin B, tapi
mengandung serat kasar yang tinggi (sampai 15%). Untuk ampas bir basah,
jumlahnya berkisar antara 3-6% sedangkan untuk ampas bir kering dapat mencapai
10%.
D. KEBUTUHAN NUTRISI PADA IKAN
Kebutuhan nutrisi pada ikan secara
alami sudah tersedia, baik di kolam maupun diperairan lain. Pada usaha agribisnis
budidaya ikan yang dilakukan secara tradisional, kebutuhan pakan ikan dapat
dipenuhi oleh pakan alami yang tumbuh di kolam. Akan tetapi pada skala usaha
agribisnis budidaya ikan yang dilakukan secara intensif, ketersediaan pakan
alami tersebut sudah tidak mampu lagi menopang pertumbuhan dan perkembangan
ikan secara optimal, mengingat kepadatan populasi pemeliharaan ikan sangat
tinggi. Oleh karena itu, kebutuhan nutrisi pada ikan ini harus disediakan
melalui pemberian pakan buatan.
1.
Protein
Protein merupakan suatu polimer heterogen yang
tersusun atas monomer asam amino dalam jumlah banyak, mencapai ribuan bahkan
ratusan yang saling berhubungan satu sama lain melalui ikatan peptida dan
ikatan silang antara ikatan hidrogen, ikatan sulfhidril, dan ikatan van der
waal. Protein merupakan penyusun utama makhluk hidup, molekul protein ini
mengandung unsur oksigen, nitrogen, hidrogen, karbon, sulfur, serta fosfor yang
sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Pada makhluk hidup, protein memegang
peranan penting, baik sebagai antibodi (sistem kekebalan tubuh), sistem kendali
(hormon), sumber asam amino bagi organisme heterotof (tidak mampu membentuk
asam amino), sumber gizi, maupun dalam fungsi struktural atau mekanis
(pembentuk batang dan sendi sitoskeleton)
Pada ikan, protein memegang peranan penting karena material organik utama dalam jaringan dan organ tubuh ikan tersusun oleh protein berkisar antara 18-30 %. Bahkan bersama dengan komponen nitrogen lain, protein berperan dalam membentuk vitamin, enzim, asam nukleat, hormon dan lain-lain.
Pada ikan, protein memegang peranan penting karena material organik utama dalam jaringan dan organ tubuh ikan tersusun oleh protein berkisar antara 18-30 %. Bahkan bersama dengan komponen nitrogen lain, protein berperan dalam membentuk vitamin, enzim, asam nukleat, hormon dan lain-lain.
Fungsi Protein sebagai :
·
senyawa organik kompleks yang
berbobot molekul tinggi, protein sangat dibutuhkan oleh ikan terutama sebagai
sumber energi. Karena nilai energi produktif yang diberikan oleh protein kepada
ikan lebih besar jika dibandingkan dengan hewan lainnya, dimana peningkatan
panas akibat pemberian protein pada ikan lebih rendah.
·
Sebagian besar energi yang dapat
dicerna (digestible energy) dalam protein juga dapat dimetabolisme dengan lebih
baik oleh tubuh ikan.
Selain sebagai sumber energi,
Selain sebagai sumber energi,
·
protein pada ikan juga berfungsi
memperbaiki jaringan yang rusak, serta membantu pertumbuhan ikan. Protein ini
dibutuhkan oleh tubuh ikan secara kontinue karena asam amino dalam protein
dibutuhkan secara terus menerus terutama untuk mengganti protein yang rusak
selama masa pemeliharaan dan membentuk protein baru selama masa pertumbuhan dan
masa reproduksi ikan.
Fungsi Utama
Protein Pada Ikan:
·
Berperan dalam pembentukan antibodi, hormon, enzim,
vitamin.
·
Berperan dalam pertumbuhan maupun pembentukan jaringan
tubuh.
·
Sebagai sumber gizi.
·
Sebagai sumber energi utama, terutama apabila komponen
lemak dan karbohidrat yang terdapat di dalam pakan tidak mampu memenuhi
kebutuhan energi.
·
Berperan dalam perbaikan jaringan tubuh yang rusak.
·
Turut berperan dalam pembentukan gamet.
·
Berperan dalam proses osmoregulasi di dalam tubuh.
2.
Lemak (Lipids)
Lemak adalah senyawa organik yang tersusun
atas unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (0). Molekul-molekul
penyusun lemak meliputi asam lemak, sterol, monogleserida, fosfolipida,
glikolipida, digliserida, malam, terpenoida (getah dan steriod), vitamin larut
dalam lemak seperti vitamin A, D, E, K, dan lain-lain. Lemak pada ikan
merupakan sumber energi yang paling tinggi. Secara khusus, lemak juga disebut
minyak hewani pada suhu kamar yang terdapat pada jaringan tubuh adiposa. Pada
jaringan adiposa, sel lemak mengeluarkan hormon sitokina, hormon leptin dan
resistin. Hormon sitokina yang dihasilkan oleh jaringan adiposa ini berperan
penting dalam komunikasi antarsel, sedangkan hormon leptin dan resistin
berperan penting dalam sistem kekebalan. Sebenarnya lemak dan minyak adalah
senyawa organik yang tersusun oleh molekul yang sama, perbedaannya hanya
terletak pada titik cair dan bobot molekul. Titik cair pada lemak lebih tinggi
jika dibandingkan dengan minyak, selain itu lemak juga memiliki bobot molekul
yang lebih berat dengan rantai yang lebih panjang.
Lemak dibagi
menjadi tiga kelompok, yaitu lemak sederhana, lemak campuran, dan lemak
turunan.
1.
Lemak sederhana (simple lipids) terdiri atas lemak
netral (trigliserida), ester gliserol, wax (ester kolesterol, ester vitamin A
atau D), dan lain-lain. Wax merupakan ester asam lemak dari alkohol berantai
panjang, berperan sebagai sumber energi dan memperbaiki karakteristik fisika
dan kimia.
2.
Lemak campuran (compound lipids), misalnya fosfolipid
yang merupakan ester asam lemak dan asam fosfatidik. Lemak ini merupakan
komponen utama lemak pada membran sel.
3.
Lemak turunan (derived lipids), yaitu produk
hidrolisis dari lemak sederhana dan lemak campuran. Komponen utama lemak
turunan adalah asam lemak.
Fungsi Lemak Secara umum fungsi lemak bagi makhluk
hidup adalah :
·
Sebagai cadangan energi dalam bentuk sel lemak.
·
Menopang fungsi senyawa organik sebagai penghantar
sinyal.
·
Menjadi suspensi bagi vitamin A, D, E dan K yang
berperan penting dalam proses biologis.
·
Berfungsi sebagai penahan goncangan terutama dalam
melindungi organ vital dan melindungi tubuh dari suhu luar yang kurang
bersahabat.
·
Sebagai sarana sirkulasi energi di dalam tubuh dan
komponen utama yang membentuk membran semua jenis sel.
3.
Karbohidrat
Karbohidrat
merupakan salah satu komponen sumber energi bagi makhluk hidup atau senyawa organik kompleks yang terdiri atas
unsur karbon, hidrogen, oksigen, yang secara biokimia mengandung gugus fungsi
karbonil (sebagai aldehida atau keton) dan banyak gugus hidroksil. Berdasarkan
jumlah molekul yang dimilikinya, karbodidrat dibedakan menjadi monosakarida,
polisakarida, disakarida, dan oligosakarida.
·
Monosakarida merupakan golongan
karbohidrat yang paling sederhana, terbentuk oleh satu molekul gula sederhana. Karbohidrat
dalam bentuk monosakarida diantaranya adalah galaktosa, triosa, pentosa, dan
heksosa. Monosakarida yang paling banyak terdapat di dalam sel adalah pentosa
(ribosa dan dioksiribosa) dan heksosa (glukosa dan fruktosa).
·
Polisakarisa merupakan molekul
karbohidrat terbentuk oleh molekul gula yang terangkai menjadi rantai yang
panjang serta dapat pula bercabang-cabang. Karbohidrat dalam bentuk
polisakarida diantaranya pati, kitin, selulosa, glikogen, pektin, lignin,
amilosa, dan amilopektin.
·
Disakarida merupakan molekul
karbohidrat yang terbentuk oleh dua monosakarida. Karbohidrat dalam bentuk
disakarida siantaranya maltosa (gula anggur), laktosa (gula susu), sukrosa
(gula tebu), dan selubiosa (hasil hidrolisis tidak sempurna dari selulosa).
·
Oligosakarida merupakan molekul
karbohidrat yang terbentuk oleh beberapa monosakarida.
.Fungsi karbohidrat dalam tubuh
adalah sebagai
·
cadangan makanan (misalnya pati pada
tumbuhan dan glikogen pada hewan),
·
sebagai bahan bakar (misalnya
glukosa), materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan
dan jamur).
·
Peranan lain dari karbohidrat adalah
sebagai prekursor dalam berbagai metabolisme internal (intermediate metabolism)
dimana produk yang dihasilkan dibutuhkan untuk pertumbuhan, misalnya asam amino
nonesensial dan asam nukleat.
·
Karbohidrat dalam tubuh ikan disimpan
di dalam hati dan otot dalam bentuk glikogen, dan berfungsi sebagai cadangan
energi. Meskipun demikian, peranan karbohidrat sebagai sumber energi bagi ikan
belum bisa dipahami sepenuhnya karena ikan masih dapat hidup dengan baik
meskipun tanpa pemberian karbihodrat. Hal ini diperkirakan bahwa ikan tidak
mempunyai kebutuhan karbohidrat secara khusus meskipun pemberian pakan ikan yang
mengandung karbohidrat memberikan peningkatan pertumbuhan dan perkembangan ikan
secara optimal. Contoh bahan baku pakan ikan yang mengandung karbohidrat adalah
jagung, beras, dedak, tepung terigu, tapioka, serta sagu. Sebagian contoh bahan
pakan ikan di atas dapat berfungsi sebagai alat perekat (hinder) untuk mengikat
komponen bahan baku dalam pembuatan pakan ikan.
·
karbohidrat juga berperan dalam penghematan penggunaan protein yang
digunakan sebagai sumber energi utama bagi tubuh ikan. Apabila pakan yang
diberikan kekurangan karbohidrat, maka seluruh energi yang dikeluarkan ikan
harus dipenuhi melalui penyerapan protein. Dengan demikian, penggunaan protein
dalam penggunaan protein untuk menghasilkan energi dan proses metabolik lainnya
menjadi kurang efisien. Penggunaan protein yang kurang efisien akan menghambat
pertumbuhan dan perkembangan ikan. Penghematan protein melalui peran
karbohidrat ini disebut protein sparing effect dari karbohidrat, di mana
karbohidrat dapat menghemat protein. Beberapa referensi menyebutkan bahwa
pemberian 0,23 g karbohidrat dalam 100 g pakan dapat menghemat protein sebesar
0,05 gram.
4.
Vitamin
Vitamin merupakan
senyawa organik yang berbobot molekul kecil yang mutlak diperlukan oleh tubuh
meskipun dalam jumlah yang relatif kecil. Senyawa organik esensial ini tidak
dapat diproduksi oleh tubuh ikan. Vitamin memegang peranan vital dalam
metabolisme terutama untuk menjaga agar proses-proses yang terjadi di dalam
tubuh ikan tetap berlangsung dengan baik. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini
digunakan oleh tubuh untuk tumbuh dan berkembang secara normal.
Dalam proses
osmoregulasi tubuh, vitamin mempunyai peranan yang penting, di antaranya
sebagai berikut:
1.
Vitamin merupakan senyawa yang berfungsi sebagai
katalisator (pemacu) dalam proses metabolisme ikan. Sebagai bagian dari enzim
atau koenzim vitamin sangat berperan dalam pengaturan berbagai proses
metabolisme tubuh ikan. Selain itu, vitamin mampu mempercepat proses perombakan
pakan tanpa mengalami perubahan.
2.
Vitamin berfungsi untuk membantu protein dalam
memperbaiki dan membentuk sel baru.
3.
Vitamin berperan dalam mempertahankan fungsi berbagai
jaringan tubuh ikan sehingga mekanisme jaringan tubuh tersebut tetap bisa
berjalan sebagaimana mestinya.
4.
Vitamin turut berperan dalam pembentukan senyawa-senyawa
tertentu di dalam tubuh.
5.
Mineral
Mineral merupakan elemen anorganik
yang dibutuhkan oleh ikan dalam pembentukan jaringan dan berbagai fungsi
metabolisme dan osmoregulasi. Ikan juga menggunakan mineral untuk
mempertahankan keseimbangan osmosis antara cairan tubuh dan cairan di
sekitarnya. Meskipun dibutuhkan dalam jumlah relatif kecil, namun mineral
memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kelangsungan hidup, karena
mineral sangat dibutuhkan dalam beberapa proses yang berlangsung di dalam tubuh
ikan.
Fungsi Mineral pada ikan terutama dalam proses
pembentukan rangka, pernapasan, dan metabolisme. Kalsium (Ca), Phosphor (P),
Flourine (F), dan Magnesium (Mg) merupakan kelompok mineral pembentuk rangka
yang berperan dalam pembentukan struktur tubuh ikan, seperti tulang, gigi, dan
sisik ikan. Sedangkan kelompok mineral yang berperan dalam proses pernafasan
meliputi Ferum (Fe), Kalsium (Ca), dan Cuprum (Cu). Fungsi utama lain dari
mineral, baik esensial maupun nonesensial, terhadap pertumbuhan dan
perkembangan ikan adalah untuk membantu proses metabolisme. Mineral-mineral
tersebut berperan dalam pembentukan enzim dan pengaturan keseimbangan antara
cairan tubuh dan cairan lingkungannya.
Beberapa fungsi lain dari mineral pada ikan :
1.
Natrium (Na), Kalium (K), Kalsium (Ca), dan Klor (Cl)
berfungsi untuk mengatur keseimbangan asam basa dan proses osmosis antara
cairan tubuh ikan dan lingkungannya.
2.
Ferum (Fe), Cuprum (Cu), dan Cobalt (Co), memegang
peranan penting dalam proses pembekuan darah dan pembentukan hemoglobin pada
tubuh ikan.
3.
Klor (Cl), Magnesium (Mg), dan Phosphor (P), memegang
peranan penting dalam proses metabolisme tubuh ikan.
4.
Cuprum (Cu) dan Zinc (Zn) berperan untuk mengatur
fungsi sel; Sulfur (S) dan Phosphor (P) berperan untuk membentuk fosfolipid dan
bahan inti sel, Bromine (Br) berperan untuk mematangkan kelenjar kelamin, dan
Iodin (I) berperan untuk membentuk hormon tiroid.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
·
Pakan Buatan adalah pakan yang
dibuat oleh manusia dengan menggunakan bahan baku yang mempunyai kandungan gizi
yang baik dan sesuai dengan kebutuhan ikan.
·
Nutrisi (nutrion) adalah kandungan
gizi yang dikandung pakan yang diberikan pada ikan budidaya.
·
Fungsi pakan pada ikan sebagai
berikut :
1.
Sebagai
Pengobatan
2.
Sebagai
Pembentuk Warna Tubuh
3.
Untuk Mempercepat
Reproduksi
4.
Untuk Perbaikan
Metabolisme Lemak
·
Bahan baku
pembutan pakan terbagi menjadi 2 kelompok yaitu bahan baku hewani dan bahan
baku nabati dan bahan tambahan :
1.
Bahan baku
hewani yaitu tepung ikan, tepung rebon/benawa, tepung kepala udang, tepung anak
ayam, tepung kepompong ulat sutra, ampas minyak hati, tepung darah, silase
ikan, arang bulu ayam/ tepung tulang, tepung bekicot, tepung cacing tanah,
tepung artemia, telur ayam & itik.
2.
Bahan baku
nabati yaitu dedak halus, dedak gandum, cantel/sorgum, tepung terigu, tepung
kedelai, tepung daun ketela pohon, tepung ampas tahu, tepung bungkil kacang
tanah, tepung bungkil kelapa, biji kapuk/randu, biji kapas, tepung daun turi,
tepung daun lamtoro.
3.
Bahan baku
tambahan : Vitamin dan mineral, garam dapur, bahan perekat, antioksidan, ragi
& ampas bir.
·
Dalam pembuatan pakan perlu
memperhatikan bahan baku serta kandungan gizi dari pakan yaitu protein, lemak,
karbohidrat, vitamin, dan mineral.
B.
Saran
Dalam menyelesaikan makalah ini, tentunya penyusun
tidak lepas dari kesalahan-kesalahan dan kekurangan dan penyusun menyadari
bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karenanya penyusun
sangat mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna dalam kesempurnaan
dalam pembuatan makalah selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA
Kordi dan Gufron.2010.Buku Pintar Pemeliharaan 14 Ikan Air
Tawar Ekonomis di Keramba Jaring Apung.Lily publisher.Jogjakarta.
Afrianto,E.
2005. Pakan Ikan. Kanisius. Yogyakarta
Apriyantono.
2008. Tinjauan Produk Hewani dan Turunannya. Jakarta : Erlangga
Darijah AS.
2003. Makanan Ikan. Jakarta : PT Penebar Swadaya.
Hadiwiyoto.
1993. Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan Jilid I. Yogyakarta.
Jajasewaka.
1983. Pakan Ikan. Jakarta : CV Jaya Jakarta.
Mujiman A.
2003. Membuat Pelet Ikan. Yogyakarta : Kanisus.
Wurganto,S.
2000.Kandungan Protein dalam serat kasar. fakultaas kedokteran Hewan.
Universitas Airlangga. Surabaya.
Tiana AH. 2002. Memilih &
Membuat Pakan Tepat untuk Koi.AgroMedia, Jakarta
Tiana
OA, Murhananto. 2004. Membedah Rahasia Sukses Memelihara
Koi. AgroMedia, Jakarta
Z
Akhmad, Rahmadi A. 2002. Memilih & Membuat Pakan Tepat untuk Lou
Han. AgroMedia, Jakarta